UA-59884003-1

Sunday 8 February 2015

Mengurangi resiko dalam bertransaksi

Pada dasarnya apapun bisnis yang anda jalankan, anda membutuhkan sebuah strategi untuk bisa mencapai kesuksesan. Demikian juga ketika anda menggeluti bisnis forex, anda membutuhkan sebuah strategi untuk mencapai sukses, yaitu strategi / sistem trading yang profitable.
Strategi trading akan mengarahkan anda kapan sebaiknya open transaksi, kapan sebaiknya closing transaksi. Strategi trading membatasi anda dengan rules trading/ aturan-aturan trading, agar anda tidak keluar dari jalur sukses forex.

Bagaimana dengan Risk Management?

Risk Management bisa diibaratkan seperti sebuah PERTAHANAN yang HARUS dimiliki setiap trader.
Jika anda maju perang hanya bermodalkan pedang, tanpa membekali diri dengan tameng dan baju baja.
Apa yang terjadi ketika pedang lawan berhasil menyentuh kulit anda? Anda akan terluka, jika lukanya parah mungkin anda akan “habis” saat itu juga.
Inilah realita yang terjadi, sebagian besar trader hanya bisa “kompromi” dengan profit dan sangat “antipati” terhadap loss, walaupun hanya sebuah loss. Setiap transaksi harus selalu berakhir dengan profit. Mereka tidak menyadari bahwa suatu saat pasti akan salah analisa dan harga bergerak melawan trader.
Ketika salah posisi inilah tugas risk management menjaga account trading agar tetap aman. Risk management menjadi benteng pertahanan yang kokoh.
Saya berikan sedikit contoh, ketika transaksi baru floating minus sedikit mungkin wajar jika dibiarkan.. Floatingnya bertambah banyak.. Transaksi masih di tahan, dan hanya bisa berharap agar harga segera berbalik.. Lama di tunggu ternyata floating minus justru semakin bertambah.. Transaksi semakin berat dan semakin sayang untuk di close.. Terbayang sudah jika di close saat ini akan hilang profit-profit yang sudah dikumpulkan dengan susah payah.. Akhirnya transaksi tetap hold.. dan hold.. Akhir ceritanya sudah bisa di tebak.. MARGIN CALL (MC).
Inilah yang sering-kali terjadi dan terus berulang, ketika trading tanpa menggunakan risk management, MC-pun akan terus berulang.
Singkatnya, sebagian besar trader belum memahami bahwa loss adalah bagian dari trading. Akibatnya trader tidak siap dan tidak mau menerima sebuah loss. Transaksi negatif cenderung tetap dibiarkan walaupun sudah tahu pergerakan harga masih akan terus berlanjut dan floating negatif akan semakin besar.
Bagaimana dengan penerapan kontrol psikologi? Contoh simple-nya, ketika trading baru profit sedikit transaksi sudah langsung di close, trader takut kalau harga tiba-tiba berbalik.
Sebaliknya ketika sedang posisi minus, transaksi cenderung dibiarkan. Minus semakin banyak masih juga dibiarkan. Trader tidak siap menerima sebuah kerugian. Maka ending na akan sama... MC lagi!!!
Sebaiknya seorang trader menggunakan risk management untuk mengurangi resiko dalam bertransaksi, karena hanya dalam bisnis inilah resiko dapat kita minimalisir.

0 komentar:

Post a Comment